Rabu, 08 Maret 2017

Kenangan Masa Kecil Dari Dasa Teteasa

Ini kisahku ditulis dengan alasan: pertama supaya mbah Google smakin mbah... ehh maksudnya smakin tau banyak hal, yapss... saat orang-orang menuliska kata "Tetesa" mbah Google bisa beri jawaban. Alasan kedua untuk mengingatkan teman-teman masa kecilku bahwa dulu kita sangat dekat bagai urat nadi, kita punya banyak cerita yang bisa kita kenang jika nanti kita berjumpa (so don't be awkward :) ) Alasan ketiga khususnya untuk adik-adikku di desaku Teteasa dan desa-desa yang serupa supaya tetap percaya diri atau lebih lagi "BANGGA" karena besar di desa, i realy hope :) dan alasan yang terakhir ini untuk penulis, untuk melatih dan meningkatkan kualitas tulisan saya,, iyeee saya suka menulis.

kata pengantar dikit ya,  Saya lahir di salah satu rumah sakit swasta di kota Kendari, Sulawesi Tenggara, tertera di KTPku  tanggal lahir 04 Maret 90' tapi orang tuaku tidak begitu yakin soal itu, mamaku tidak mengingat dengan pasti apakah tanggal 04 Maret atau tanggal 03 April (ketukar), aktaku kelahiranku hilang saat saya berumur 11 bulan dan saat mau masuk sekolah SD baru dibuat akta yang baru dan ternyata orang tuaku keburu lupa tanggal dan bulan lahirku,... dan kadang itu membuat sesal di hati, namun kucoba menghibur diri dengan berfikir "banyak banget bayi yang baru lahir ditelantarkan oleh ibunya, dan kelak jika sudah besar mungkit dia nga tau kapan hari ulang tahunnya bukan cuma itu mungkin orang tuanyapun dia nga tau" so never mind about my birthday :) :)

Saya tumbuh dan menghabiskan masa kanak-kanakku di suatu desa yang orang-orang menyebutnya Tetesa, sebenarnya itu mana salah satu desa yang ada di kecamatan Angata kecamatan desa kami juga, mungkin karena desa kami baru dan tidak banyak dikenal orang, jadi jika ada yang bertaya "dimana kamu tinggal?" dan setelah panjang lebar menjelaskan letak desa kami, namun tidak mengerti juga maka tersebutlah desa Teteasa sebagai jawaban akhirnya, hehehe mungkin itu sejarah panggilan desa kami yang melekat sampai hari ini, nama sebenarnya adalah Lamoeri . Meski tidak terlalu jauh dari kota Kendari sekitar 2,5 jam menggunakan mobil namun listrik dari PLN tidak menjangkau desa kami, listrik saja tidak ada apalagi aspal, maklumlah 6 tahun sebelum saya lahir desa kami baru mulai  dirintis dari hutan rimbah, tepatnya tanggal 8 Januari 1987,  dari cerita orang tuaku tahun-tahun awal tinggal di desa, terasa angker orang-orang sering ketemu ular Sawa (Phyton) dan cerita-certita mistis  masih sangat kuat. Dengan kondisi desa kami yang demikian tidak sedikitpun membuat masa kecil kami hilang ceritanya, justru karena kondisi yang seperti itulah yang membuat kenangan di desa kami sangat manis untuk dikenang dan sanyang jika tidak diceritakan.

Masa SD adalah masa yang paling membahagikan, tidak kenal rasa galau, stres dan segala macam tekanan yang membebani orang dewasa, masa yang penuh petualangan, jujur dan tulus. Tak sabar untuk kuceritakan semua kenangan itu, - hari pertama kesekolah, kalau biasanya anak-anak diantar orang tuanya pakai mobil (angkot juga boleh) atau motor (ojek juga boleh) kami berjalan kaki sekitar 6 Km (bolak-balik) dan itu dilalui selama satu semester kerena sekolah kami berada di desa tetangga, namun jarak bukan masalah bagi kami, panjangnya perjalanan kami seperti itu jugalah panjangnya waktu bermain kami, berkejaran di pematang sawah, bermain air di irigasi sawah, memanjat pohon jambu batu, atau buah lainnya yang tumbuh liar di jalan-jalan, tak perna kedengaran keluhan "capek atau panas" dari anak-anak yang berumur 6 tahun saat itu. "kadang kau mengeluh tak mampu, sebenarnya bukan karena kau tak mampu namun karena engkau gengsi untuk melakukannya". haseek

- Saat masuk semester dua di kelas satu, sekolah di desa kami dibangun, hanya ada dua ruangan: satu ruang kelas dan satu ruang guru yang kira-kira berukuran 3,5 X 4 m dindingnya dari papan, atapnya dari nipa dan lantainya dari bumi alias tanah :) sekolah kami tidak sedang mencoba menyatu dengan alam, namun mungkin cuma itu yang bisa dibangun oleh pemerintah desa kami saat itu, mungkin. Dan masih teringat ada satu panjangan yang tergantung di dinding ruang guru bertuliskan "Disiplin Adalah Kunci Keberhasilan" so kami adalah angkatan pertama lulusan SDN 1 Lamoeri, angkatan 2005 hihihi dan disinilah kisah kami dimulai..

sebelum menceritakan cerita-cerita unik yang terjadi disekolah kami, akan kugambarkan sedikit keadaan sekolah kami. Setelah penerimaan siswa baru yang berarti kami naik kekelas dua, gedung sekolah kami yang lama  dipindahkan sekitar 100 meter dari tempat semula nga tau karena alasan apa, dan dibangun satu ruang kelas lagi, setiap penerimaan siswa baru, ruang kelas kami ditambah kecuali saat kami naik ke kelas 4 cuma ada tiga ruang kelas, jadi kelas dua dan kelas tiga digabung belajarnya, material bangungannya sama dengan bangunan yang pertama. Tidak ada toilet, (sekarang baru kepikiran di mana dulu guru-guru kami mau pipis ya? :) kalau kami gampang saja, ke perairan hahaha) . Iya, di depan sekolah kami ada perairan dan sawah warga yang biasa jadi tempat kami bermain saat tidak ada guru, atau saat keluar main, di samping kiri dan kanannya ada kolam ikan milik warga, indahkah?....yepss itulah kira-kira gambaran sekolah kami.

Tak ada kaos kaki dan sepatu, kaki mungil kami hanya beralaskan sendal jepit, nga ada dasi dan topi yang berjejer rapi tiap hari senin, lagu Indonesia Raya hanya sekitar empat kali saja di kumandangkan di sekolah kami waktu masa itu, alias kami jarang banget upacara bendera, namum begitu kami tetap cinta tanah air kok. Kembali ke laptop...
Dari kelas satu sampai kelas empat saya punya dua orang teman yang sangat dekat namanya Nova Yana Tanggana dan Estefani, karena kelas kami yang selalu paling senior, kami cukup nakal dan jail ke adik -adik kelas bahkan ke teman-teman perempuan di kelas kami dan sebagian besar anak cowok juga sii hihihih, pernah sekali kami bertiga dihukum dengan kepala dimasukan ke bawah meja guru yang sedang mengajar sedangkan kedua tangan diatas meja, karena teman sekelas kami Hayati namanya , wajahnya menjadi gatal-gatal karena kami bedakin dengan kapur menggunakan penghapus papan tulis,, (melalui ini saya dan teman-teman minta maaf, maaf ya Hayati), karena kesal dihukum, saya mengoyang-goyangkan meja menggunakan kepala eeh malah kepala saya kena paku,, hedeeee.

- Di kelas lima, kami perna merayakan  hari jadi duduk sebangku,, bingungkan?  ya saat naik kelas 5, kami dapat teman baru pindahan dari sekolah tetangga desa, dan kami duduk sebangku berempat (yang selanjutnya disebut se geng :) Nova Yana Tanggana, Estefani, dan Mispa. Nga ingat bulan keberapa kami merayakan hari jadi duduk sebangku, kami udunan/patungan beli permen yang warna kuning (permen jaman itu) Rp. 50/ biji, kami beli sebungkus dan membagikan ke teman-teman sekelas. Saat kelas lima kekonyolan semakin bertambah; bermain bola, menyapu ruang kelas sampai bersih dari pasir dan debu dan melarang setiap orang menggunakan sendal di dalam kelas kecuali guru hehehe.

- Ini tentang guru kami tersayang Alm. Muh. Amin yang sekaligus menjadi kepala sekolah kami, walau gedung sekolah kami tidak sebagus seperti sekolah-sekolah di kota dan fasilitas tidak mendukung kami untuk mendapat ilmu yang lebih banyak namun pengetahuan kami tidak kalah baik dengan anak-anak kota (kecuali pelajaran Bahasa Inggris) terbukti saat pendaftaran masuk SMP banyak dari kami masuk SMP favorit, itu pasti  karena jasa dari guru-guru kami dan anugrah Tuhan pastinya, Trimaksih ibu bapak guru and my Savior. saat kelas empat kami sudah diharuskan menghafal perkalian 1-10, Pak guru yang mengharuskannya jika tidak bisa menghafal rambut yang diatas telinga kami akan ditarik, yaa itu adalah hukuman andalan yang diberikan, jaman itu emansipasi (bukan arti yang sebenarnya) murid terhadap guru belum digumamkan, hehehe intinya saya menceritakan bahwa guru kami sangat tegas dalam mendidik. Saya tidak ingat dengan pasti tepatnya di kelas berapa sekitar kelas empat semester akhir atau awal kelas lima, beliau berubah sangat derastis, dia sangat lembut, tak perna lagi memberi hukuman jika kami tidak kerja tugas sekolah, dan kami sangat dekat dengan beliau, kami sering cari ubannya, sering ngurut kaki dan lengannya hmmm... suara motornya sangat khas, ada cerita yang manis sekali dengan beliau, hari itu pas hari janjian penerimaan rapor namun karena beliau lama tak kunjung datang akhirnya kami memutuskan untuk pulang dan pergi mencari siput diperairan / sungai dibelakang rumah teman kami yang rumahnya tidak jauh dari sekolah dan saat asik-asik mencari siput yang pastinya sambil bermain air tiba-tiba dapat kabar kalau guru kami sudah ada disekolah dan dengan baju yang basah-basah kami lari kesekolah sambil teriak "Pak Guruuuu....." ya kami sangat dekat dan sayang beliau, saat kami naik kekelas 6 beliau dipindah tugaskan dan saat kami masih di kelas 6 juga beliau dipanggil Tuhan, itulah sepenggal kenangan yang tercipta disekolah.

"Bermain itulah dunia anak yang paling dirindukan saat sudah beranjak dewasa".  Sepulang sekolah pun bermain terus berlanjut, setelah menyapu, cici piring dan kadang masak kami akan lanjut bermain. Seperti sudah janjian sebelumnya kami selalu berkumpul di suatu rumah untuk bermain, ini nama-nama permainan yang sering kami mainkan; Enggo Sembunyi (Petak Umpet), Tar-tar (Tambak-tembakan), Jet (Benteng), Asin dan banyak lagi permainan musiman yang sering kami mainkan Kelereng, Karet, Kayang-layang, Engrang, cari biji mente, Rumah-rumahan, Masak-masakan,  kesawah, hmmm di sawah punya segudang cerita juga; memancing ikan, mancing burung sawah (Burinti) , kuras kolam, mandi-mandi, menanam, bermain lumpur, naik rakit-rakitan,panen padi,  huuufft ingin rasanya semua orang tau cerita manis ini.


Beda cerita di sekolah, beda cerita sepulang sekolah pada siang hari, dan beda juga cerita pada malam hari, gelapnya malam tanpa lampu listrik tak menyempitkan gerakan kami untuk menciptakan masa-masa yang manis untuk dikenang kelak. Karena di kampung kami tidak ada listrik maka apalagi televisi, telivisi hanya seorang yang punya dan adanya di desa tetangga, pakai genset untuk menyalakannya, dan jika sudah senja orang-orang di kampungku saling manggil-manggil untuk sama pergi nonton, dan jangan lupa bawah karung dan sarung, karung untuk alas duduk sarung untuk melindungi dari nyamuk dan udara yang dingin karena hanya beratapkan langit (kami nonton dihalaman depan rumah orang), saya sesekali ikut rombongan (orang tua tidak selalu mengizinkan) dan inilah judul-judul sinetron yang memaksakan kami untuk jalan sekitar 6 km, (pergi 3 km, pulang 3 km) Angling Darma, Nyi Pelet, Nyi Roro Kidul, Hanoman, dan Misteri Gunung Merapi, apa kalian masih ingat mereka ?. Tahun 2012 listrik PLN menjangkau kampung kami. yeeeeaaa Puji Tuhan.

Demikian.
Salam Rindu oh My Home Village.

                                                

Senin, 06 Februari 2017

Teman Hidup Yang Datang Dari Allah



 Penulis By : Henri P.

Mari kita belajar sekali lagi tentang pasangan hidup.

Penghargaan akan visi membuat seseorang bijak dan berhati2 dalam memilih pasangan hidupnya. Esau adalah contoh orang yg sembarangan terhadap visi dan pasangan hidup.


Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yg merah2 itu, karena aku lelah." Tetapi kata Yakub: "JUALLAH DAHULU KEPADAKU HAK KESULUNGAN ITU." Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati, APAKAH GUNANYA BAGIKU HAK KESULUNGAN ITU?" Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah Esau kepada Yakub dan DIJUAL ESAULAH HAK KESULUNGAN-NYA KEPADA YAKUB. Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah ESAU MEMANDANG RINGAN HAK KESULUNGAN ITU. (25:30-34).


Esau tidak mengerti keberhargaan hak kesulungannya. Dalam Perjanjian Baru, hak kesulungan ini berbicara tentang warisan visi dan milik pusaka yg diperoleh dari orangtua rohani. Tidak semua orang menghargainya; tidak semua orang menginginkannya. "Apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" adalah sikap hati banyak orang hari2 ini. Esau dengan mudah menukarkannya dengan sepiring makanan dan menganggap bahwa hal itu takkan berdampak apa2 terhadap kehidupannya kelak.


Ketika Esau telah berumur 40 tahun, IA MENGAMBIL Yudit, anak Beeri ORANG HET, dan Basmat, anak Elon ORANG HET, MENJADI ISTERINYA. Kedua perempuan itu MENIMBULKAN KEPEDIHAN HATI bagi Ishak dan Ribka. (26:34-35).

Orang yg memandang ringan hak kesulungan cenderung akan memandang ringan juga perkara pasangan hidup, demikian pula sebaliknya. Hak kesulungan sangat erat kaitannya dengan pasangan hidup, teman pewaris kasih karunia. Hak kesulungan berbicara tentang visi dan panggilan TUHAN, dan pasangan hidup yg tepat dan sepadan adalah salah satu syarat mutlak untuk menggenapi panggilan TUHAN itu.
Esau bertindak sembarangan dengan hak kesulungannya, ia tidak menganggapnya penting, dan ia menukarkannya dengan makanan (keinginan mata dan keinginan daging). Demikian pula ia tidak memandang penting dengan siapa ia menikah. Ia menikahi 2 orang wanita asing, orang Het, tanpa berkonsultasi dengan kedua orangtuanya.


Bahkan di kemudian hari, ketika ia mengetahui bahwa orangtuanya tidak menyukai istri pilihannya, ia malah mengambil keturunan Ismael menjadi isteri ketiganya, mengulangi kesalahan yg sama. Ia memang sama sekali tidak memahami perkara keluarga rohani dan warisan rohani.



Berbeda dengan sikap Abraham terhadap Ishak dan sikap Ishak terhadap Yakub. Abraham sangat berhati2 dalam mencarikan seorang istri bagi Ishak. Ishak dan Ribka juga sangat berhati2 dalam menasehati Yakub tentang bagaimana cara mengambil seorang istri.


Kepada hambanya yg paling tua dalam rumahnya, Abraham berpesan: "Aku mengambil sumpahmu demi TUHAN, Allah, bahwa engkau TIDAK AKAN MENGAMBIL UNTUK ANAKKU SEORANG ISTRI DARI ANTARA PEREMPUAN KANAAN yg di antaranya aku diam. Tetapi engkau HARUS PERGI KE NEGERIKU DAN KEPADA SANAK SAUDARAKU UNTUK MENGAMBIL SEORANG ISTRI BAGI ISHAK, ANAKKU." (24:3-4).


Abraham menegaskan kepada hambanya itu bahwa perempuan asing takkan pernah menjadi isteri Ishak; isteri Ishak harus berasal dari sanak saudaranya sendiri. Tampaknya kaku, bukan? Tetapi keputusan ini lahir dari pengertian yg benar tentang keberhargaan visi dan janji TUHAN dalam hidup Abraham.

Ishak memanggil Yakub, lalu memberkati dia serta memesankan kepadanya: "JANGANLAH MENGAMBIL ISTERI DARI PEREMPUAN KANAAN. Bersiaplah, pergilah ke Padan-Aram, ke rumah Betuel, ayah ibumu, dan AMBILLAH DARI SITU SEORANG ISTERI dari anak2 Laban, saudara ibumu."


Ishak mewarisi dari ayahnya, Abraham, pengertian yg benar akan keberhargaan visi dan janji TUHAN. Dan ia kembali mewariskan pengertian itu kepada anaknya, Yakub. Ia menegaskan bahwa perempuan asing bukanlah pilihan yg patut dipertimbangkan; keluarga ibunya adalah sumber pilihan satu2nya.




Esau baru menyadari kesalahannya  ketika ia melihat adiknya, Yakub, mentaati perkataan ayah ibunya.

"Ketika Esau melihat bahwa Ishak telah memberkati Yakub dan melepasnya ke Padan-Aram untuk mengambil isteri dari situ, dan bahwa YAKUB MENDENGARKAN PERKATAAN AYAH DAN IBUNYA, dan pergi ke Padan-Aram, maka Esau pun MENYADARI, bahwa perempuan Kanaan itu tidak disukai oleh Ishak, ayahnya. Sebab itu ia pergi kepada Ismael dan mengambil Mahalat menjadi isterinya, di samping kedua isterinya yg telah ada. Mahalat adalah anak Ismael anak Abraham, adik Nebayot. (28:6-9).


Esau terlalu lambat menyadari kesalahannya, dan ketika dia mengambil sikap untuk memperbaiki kesalahannya itu, ternyata dia kembali melakukan kesalahan baru. Dia tidak mengerti prinsip2 kerohanian; dia tidak punya dasar kebenaran yg kuat; dia tidak memahami keluarga rohani dan warisan rohani.

Sikap Ishak yg menerima dengan sukacita pilihan ayahnya, Abraham, baginya, yakni Ribka, patut diteladani. "Lalu Ishak membawa Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak mencintainya dan demikian ia dihiburkan setelah ibunya meninggal." (24:67).

Ia sangat percaya itikad baik ayahnya terhadap dirinya dan nilai rohani yg dipegang oleh ayahnya tentang keberhargaan visi. Ishak memiliki hati yg lemah lembut untuk taat, tidak berbelat-belit. Sikap hati dan keputusan Ishak ini layak diteladani oleh setiap pria ULB.

Sikap Ribka juga seyogyanya menjadi panutan bagi para wanita Allah.

"Lalu mereka memanggil Ribka dan berkata kepadanya: "Maukah engkau pergi beserta orang ini?" Jawabnya: "Mau." (24:58). Ribka memiliki kepekaan yg tinggi akan kehendak Allah bagi hidupnya dan pengertian yg benar akan keberhargaan visi yg dimiliki oleh seorang pahlawan rohani.

Secara jasmani ia belum pernah melihat Ishak, namun secara rohani ia tahu bahwa pria ini adalah pewaris visi dari seorang yg sangat visioner, yaitu ayahnya, Abraham. Ribka berhasil mengenyampingkan hasratnya untuk pemenuhan kriteria2 jasmani dan menggantikannya dengan penghargaan yg tinggi akan keberhargaan visi ilahi. Sikap hati dan keputusan Ribka ini layak diteladani oleh setiap wanita ULB.

Sebagai seorang ULB/CULB, kita perlu menyadari sepenuhnya bahwa dalam Perjanjian Baru, semua suku bangsa sama nilainya di hadapan KRISTUS, karena sama2 telah dibeli dengan harga yg sama, yaitu DARAHNYA SENDIRI. Hal ini ditegaskan dalam surat2 Rasul Paulus.

"Dalam hal ini TIADA LAGI orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu." (Kol.3:11).


"Dalam hal ini TIDAK ADA orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki2 atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus." (Gal.3:28).

Jadi, dalam pertimbangan memilih pasangan hidup, seorang ULB/CULB tidak sepatutnya lagi memasukkan kriteria kesamaan suku dalam pertimbangannya, karena bila demikian, maka tanpa sadar ia telah:

👉 menyangkali/menafikan KEMULIAAN DARAH KRISTUS yg telah membuat semua suku menjadi sama nilainya di hadapan-Nya;

👉 menyangkali/menafikan KEMULIAAN PANGGILANNYA SEBAGAI SEORANG ULB untuk membawa Injil Kristus kepada semua suku bangsa.


Faktor yg benar untuk dipertimbangkan dalam memilih pasangan hidup dalam TUHAN adalah KESEPADANAN ROHANI, yg meliputi:

👉 kesamaan visi;

👉 kesamaan kerinduan untuk terus bertumbuh dalam pengenalan akan TUHAN;

👉 kesamaan komitmen untuk berubah ke arah kesempurnaan karakter Kristus;

👉 kesamaan kerelaan untuk berbuah2 bagi kemuliaan Bapa;

👉 kesamaan passion untuk melakukan 5 pilar rohani (doa - penginjilan - pemuridan - persekutuan - misi).


Faktor jasmani bukan lagi menjadi hal yg bersifat mutlak, dan faktor kesukuan seharusnya tidak perlu lagi dipertimbangkan. Sebagai keluarga rohani yg sedang bersama2 mengerjakan sebuah visi ilahi yg mulia, semestinya kita menghargai kemuliaan visi dan panggilan ini lebih daripada kemuliaan keluarga jasmani kita sendiri. Kita dipanggil keluar dari keluarga jasmani kita oleh TUHAN untuk dimasukkan dalam sebuah keluarga rohani-Nya.


Hendaklah kita menyelaraskan pola pikir kita dengan kebenaran Firman TUHAN sehingga kita didapati benar dalam mengambil setiap keputusan penting dalam hidup kita.


Sola Gracia, Soli Deo Gloria

Papi

Senin, 05 September 2016

Lirik Lagu When I Say That I Love You by Frenky S.

When I Say That I Love You

you feel that you're lonely
if doesn't prove that you are alone
you feel that nobady wants you
it doesn't mean that no one cares about you

listen to the words I say, that  I will always by your side
you mean everything to Me,
 and I will never leave you couse I love you so

if you think that you're nothing
before Me you are something beautiful
you think that you can't do anything
but you can do a lot of things with Me

when I say that I love you, it means I give the best for you
when I say that I love yoi, I will give everything for you
no more fear about the future and blame for the past
I'll give everything when I say that I love you

I want you to know that I died for you
I want you to know that I'll give all My life for you
when I say that I love... say that I love you
when I say that I love you I really do.

🎢🎡

Song writer: Frenky S.

Rabu, 03 Agustus 2016

Tujuan Hidup Yang Benar



WHAT IS YOUR AMBITION?
Banyak orang hidup untuk membuktikan keberadaan dirinya sendiri, bahwa dia orang yg ekstra cerdas, atau bahwa dia orang yg multi talenta, atau bahwa dia bisa menjadi orang yg sangat kaya, atau bahwa dia orang yg berpengaruh dan berkuasa, dan pembuktian2 lainnya.

Manusia menetapkan cita2nya semaunya, mengejar ambisinya sekehendak hatinya, menempuh jalannya sesukanya, dan menjalani hidup sepuasnya. Tak banyak yg menyadari bahwa kita ada di dunia ini karena Sang Sutradara telah menggariskan sebuah peran bagi kita dalam Skenario Agung-Nya. Kita akan menerima upah jika menjalankan peran itu dengan baik; sebaliknya hidup kita tak banyak berarti bila kita keluar dari peran itu.

Mari kita lihat dan renungkan: apakah tujuan hidup dari "Manusia Terbesar yg Pernah Hidup"?

πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄

Ketika YESUS KRISTUS datang ke dalam dunia, IA berkata kepada BAPA-Nya:
"Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki - tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagi-Ku (untuk dipersembahkan). Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: "Sungguh, ini Aku, datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku, untuk menggenapi apa yg sudah tertulis tentang Aku dalam gulungan Kitab." (Ibr.10:5-7).

Jadi YESUS datang ke dunia ini "hanya semata-mata" untuk memenuhi apa yg sudah dituliskan dalam Kitab Suci mengenai Diri-Nya. Dia tidak punya ambisi pribadi, keinginan sendiri, agenda terselubung, dll.
DIA menyadari sepenuhnya bahwa tubuh hidup yg disediakan BAPA bagi-Nya adalah persembahan terbaik yg dapat IA berikan kepada BAPA-Nya.

πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄

Kitab Matius adalah salah satu catatan terlengkap tentang bagaimana kehidupan dan pelayanan YESUS menggenapi nubuatan para nabi dalam Kitab Suci:
πŸ“š Matius 1:23 : lahir dari anak dara
πŸ“š Matius 2:6 : lahir di Betlehem
πŸ“š Matius 2:15 : mengungsi ke Mesir
πŸ“š Matius 2:18 : pembunuhan bayi2
πŸ“š Matius 2:23 : disebut orang Nazaret
πŸ“š Matius 3:3 : ada yg mempersiapkan jalan bagi Dia
πŸ“š Matius 4:15-16 : daerah awal pelayanan Yesus
πŸ“š Matius 8:17 : menanggung penyakit
πŸ“š dan ayat2 lain di pasal2 berikutnya (pasal 12, 13, 21, dan 26).

Jadi hidup-Nya sudah dirancang dan diatur sepenuhnya oleh BAPA melalui nubuatan para nabi2-Nya.
Bukankah hidup kita tidak mungkin lebih baik dari DIA?
Bukankah kita ada murid2-Nya yg harus meneladani Sang Guru?
Bukankah TUHAN sudah menyatakan tujuan hidup kita dengan sangat jelas melalui Firman-Nya?

πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅

Rasul Paulus mengikuti teladan TUHAN YESUS. Ia menetapkan tujuan hidupnya dengan benar berdasarkan keyakinannya yg kuat akan kebenaran nubuatan2 dalam Kitab Suci dan pentingnya penggenapan nubuatan itu melalui hidupnya sendiri:
"Jadi ambisiku selama ini adalah memberitakan INJIL, tapi bukan di tempat2 dimana nama KRISTUS sudah dikenal orang, supaya aku tidak membangun di atas dasar yg sudah diletakkan orang lain, melainkan aku akan melakukan pemberitaan INJIL itu dengan prinsip berdasarkan nubuatan dalam kitab Yesaya 52:15 ini:
"Mereka yg belum pernah diberitakan tentang DIA akan melihat DIA, dan mereka yg belum pernah mendengar tentang DIA akan mengerti/mengenal-NYA." (Rom.15:20-21).

Itu sebabnya dengan sangat giat Paulus melakukan perjalanan misi dari kota ke kota, dari provinsi ke provinsi, dari pulau ke pulau, melintasi lautan hingga mencapai dua benua. Dia mencari tempat2 baru yg belum pernah dilayani dan dia memberitakan Injil di sana dengan penuh semangat, penuh keberanian, dan penuh kuasa. Tak ada halangan apapun yg bisa menghentikan dirinya. Tak ada hasil apapun yg bisa memuaskannya. Sebelum nubuatan TUHAN itu digenapi sepenuhnya, ia akan terus bekerja.

πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄

Kita masih punya banyak "hutang" atas Sulawesi. Kita bersyukur buat apa yg sudah TUHAN lakukan melalui kita sampai sejauh ini, tapi kita masih jauh dari selesai. Tugas masih sangat banyak karena nubuatan dalam Kitab Suci berbicara tentang kota2 sunyi, desa2 Kedar, pulau2 yg jauh, ujung2 bumi, dan suku2 terabaikan.

Masih sangat banyak suku dan kota dan desa dan pulau yg belum diduduki. Masih dibutuhkan sangat banyak pekerja (goers) dan pengutus (senders) untuk mempercepat penyelesaian tugas mulia ini. Itu sebabnya mari terus berdoa untuk tiap pelayanan mahasiswa yg "berdarah misi" di Indonesia supaya mereka menjadi lumbung penghasil pekerja misi suku. Mari juga berdoa untuk para alumni pelayanan mahasiswa yg sudah tersebar kemana-mana supaya mereka mau berkomitmen untuk ambil bagian signifikan sebagai pengutus.

Mari percaya bahwa janji TUHAN akan digenapi untuk frontier mission ini, yaitu: "Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa2 akan datang kepadamu." (Yes.60:5).

πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅πŸ”΄πŸ”΅

Jadi, apakah ambisi hidupmu?
Samakah dengan ambisi TUHAN-mu?
Penulis: Henry P. 

Kenangan Masa Kecil Dari Dasa Teteasa

Ini kisahku ditulis dengan alasan: pertama supaya mbah Google smakin mbah... ehh maksudnya smakin tau banyak hal, yapss... saat orang-orang...